Internal Link Scoring untuk Menilai Kualitas dan Efektivitas

Roofel TeamRoofel Team

Internal link scoring membantu menilai kualitas dan efektivitas distribusi link equity. Pelajari metrik, formula, dan tools untuk mengoptimalkan internal linking strategy.

Internal Link Scoring untuk Menilai Kualitas dan Efektivitas

Internal link scoring adalah metode penilaian kualitas dan efektivitas tautan internal dengan memberi bobot (score) pada setiap link, sehingga Anda bisa menentukan halaman mana yang mendapat otoritas terbesar dan apakah distribusinya sudah optimal. Untuk memahami konsep dasar internal linking, baca artikel meningkatkan SEO dengan internal linking.

Internal link scoring berfungsi sebagai “metrik internal” untuk mengukur apakah strategi linking Anda sudah seimbang. Dengan sistem skor, Anda bisa tahu halaman mana yang kelebihan atau kekurangan tautan.

Membantu Prioritasi Halaman

Halaman penting (pilar) seharusnya mendapat skor internal link lebih tinggi daripada halaman biasa.

Menyajikan Data Objektif

Dengan skor, penilaian tidak lagi subjektif. Anda bisa bandingkan halaman secara kuantitatif.

Semakin banyak tautan internal yang mengarah ke halaman, semakin tinggi nilainya.

2. Relevansi Anchor Text

Link dengan anchor text relevan memberi sinyal kuat pada Google, bukan sekadar navigasi.

3. Kedalaman Klik (Click Depth)

Halaman yang bisa diakses dalam ≤3 klik biasanya mendapat skor lebih baik.

4. Otoritas Halaman Pengirim

Link dari halaman berkinerja tinggi (traffic besar / authority tinggi) lebih berharga.

5. Konteks Penempatan

Link dalam konten utama lebih berbobot daripada link di sidebar atau footer.

1. Gunakan Tools Audit SEO

  • Screaming Frog → untuk hitung jumlah internal link masuk & keluar.
  • Ahrefs / SEMrush → cek distribusi link dan authority flow.
  • Google Search Console → laporan “Internal Links” menunjukkan halaman paling banyak ditautkan.

2. Buat Skema Penilaian Sederhana

Contoh sistem skor (0–5):

  • Jumlah link masuk: 0–5 poin
  • Anchor relevan: 0–3 poin
  • Kedalaman klik: 0–2 poin
  • Otoritas halaman pengirim: 0–5 poin
  • Posisi link (in-content vs footer): 0–2 poin

Total skor = gambaran kualitas internal linking halaman.

3. Visualisasi dengan Spreadsheet

Masukkan data tiap halaman → jumlah link, anchor, skor relevansi → lalu bandingkan mana yang underlinked (kurang perhatian).

Contoh Praktis

  • Halaman A (Pilar SEO)
    • 25 link masuk, anchor relevan, depth 2 klik → Skor 15/20
  • Halaman B (Artikel Turunan)
    • 5 link masuk, anchor kurang relevan, depth 4 klik → Skor 7/20

Artinya, halaman B perlu ditambah tautan internal dari artikel lain.

  1. Audit jumlah link masuk ke tiap halaman.
  2. Pastikan halaman pilar punya skor lebih tinggi.
  3. Perbaiki anchor text agar relevan dengan keyword.
  4. Kurangi halaman dengan skor rendah (underlinked).
  5. Lakukan review rutin setiap 2–3 bulan.

Kesimpulan

Internal link scoring membantu Anda menilai apakah strategi internal linking sudah efektif. Dengan sistem skor, Anda bisa menjaga distribusi link juice tetap proporsional, memperkuat halaman penting, dan meningkatkan SEO secara menyeluruh.

Hampir mirip. Bedanya, internal link scoring lebih praktis karena bisa dibuat manual dengan metrik sederhana.

Tidak. Link dalam konten utama lebih bernilai daripada link di sidebar atau footer.

Seberapa sering harus melakukan scoring?

Idealnya setiap kali menambah banyak artikel baru, atau setidaknya 1 kali tiap kuartal.

Kesimpulan

Internal link scoring memberikan pendekatan objektif untuk mengoptimalkan distribusi link equity. Untuk implementasi yang optimal, pelajari apa itu link equity dalam internal linking, cara mengukur distribusi internal link building, dan KPI internal linking metrik measurement. Gunakan juga link velocity distribusi link juice untuk strategi yang lebih efektif.

Butuh Bantuan Digital Marketing?

Tim ahli Roofel siap membantu mengembangkan bisnis Anda

Konsultasi Gratis