1. Apa Itu Website Accessibility?
Website accessibility adalah kemampuan suatu situs agar dapat diakses dan digunakan oleh semua orang, termasuk pengguna:
- dengan gangguan penglihatan (buta warna, low vision),
- menggunakan pembaca layar (screen reader),
- dengan keterbatasan motorik atau pendengaran.
Standar internasional yang digunakan adalah WCAG (Web Content Accessibility Guidelines) — saat ini sudah versi WCAG 2.2.
2. Tools untuk Mengecek Aksesibilitas Website
Berikut daftar alat (tools) terbaik untuk memeriksa seberapa ramah akses website kamu:
1. Google Lighthouse (via Chrome DevTools)
- Buka halaman → klik kanan → Inspect → tab Lighthouse → pilih “Accessibility”.
- Tools ini akan memberi skor (0–100) dan rekomendasi seperti:
- Kontras warna teks kurang.
- Elemen tidak punya alt text.
- Heading tidak berurutan.
🔗 https://developers.google.com/web/tools/lighthouse
2. WAVE Web Accessibility Evaluation Tool
- Online checker buatan WebAIM yang sangat populer.
- Menampilkan error visual langsung di atas halaman website.
- Cek: missing alt text, form label, contrast issues, dan ARIA role.
3. axe DevTools
- Ekstensi Chrome buatan Deque Systems.
- Bisa dijalankan langsung lewat Inspect Element.
- Ideal untuk developer front-end yang ingin debug langsung.
4. Accessibility Insights
- Dikembangkan oleh Microsoft.
- Cocok untuk audit cepat dengan laporan detail (termasuk keyboard navigation).
- Bisa integrasi ke pipeline CI/CD.
🔗 https://accessibilityinsights.io/
5. Siteimprove Accessibility Checker
- Cocok untuk perusahaan atau lembaga besar.
- Bisa melakukan audit berkala, tracking perbaikan, dan laporan compliance (WCAG / ADA).
🔗 https://siteimprove.com/tools/accessibility-checker/
3. Elemen Penting yang Harus Diperiksa
Saat melakukan accessibility check, pastikan aspek berikut terpenuhi:
| Aspek | Contoh Masalah | Solusi |
| - | -- | |
| Teks alternatif gambar (alt text) | Gambar tanpa deskripsi | Tambahkan alt="Deskripsi gambar" |
| Kontras warna | Teks abu di atas background abu muda | Gunakan rasio kontras min. 4.5:1 |
| Navigasi keyboard | Tidak bisa berpindah antar elemen dengan TAB | Pastikan fokus elemen logis dan terlihat |
| Heading hierarchy | Gunakan H1–H6 secara berurutan | Struktur semantik penting untuk screen reader |
| Form label & ARIA roles | Input tanpa label | Gunakan <label for=""> dan ARIA attributes |
| Responsiveness | Layout rusak di mobile | Gunakan desain responsif (CSS grid/flexbox) |
4. Keterkaitan Accessibility dengan SEO
Meski Google tidak menjadikan aksesibilitas sebagai direct ranking factor, tapi:
- UX yang baik = sinyal SEO positif (engagement, dwell time, bounce rate).
- Struktur semantik membantu crawling & indexing.
- Alt text dan heading juga meningkatkan image SEO & featured snippet.
Jadi, accessibility = usability = SEO-friendly
5. Tips Implementasi untuk Developer & Marketer
- Gunakan semantic HTML (bukan hanya
<div>everywhere). - Tes navigasi tanpa mouse (pakai TAB, ENTER, ESC).
- Aktifkan Lighthouse audit otomatis di setiap deploy.
- Rancang desain dengan kontras warna tinggi & font mudah dibaca.
- Pastikan video memiliki caption dan transkrip teks.
Kesimpulan
Website yang accessible = website yang ramah pengguna + disukai mesin pencari. Audit aksesibilitas bukan cuma tugas developer, tapi tanggung jawab seluruh tim digital.
Mulailah dari audit kecil pakai Lighthouse atau WAVE, lalu perbaiki error yang muncul. Konsistensi perbaikan inilah yang akan membuat situsmu makin kuat dari sisi UX, kredibilitas, dan SEO.

