Subdomain vs Subdirectory: Mana yang Lebih Baik untuk SEO?

Roofel TeamRoofel Team

Subdomain vs Subdirectory adalah topik yang sering dibahas dalam konteks SEO. Berikut penjelasan lengkap tentang Subdomain vs Subdirectory, beserta konteks SEO modern (update 2025).

Subdomain vs Subdirectory: Mana yang Lebih Baik untuk SEO?

1. Pengertian Dasar

StrukturContohPenjelasan
Subdomainblog.namawebkita.comDiperlakukan Google seperti situs terpisah dari domain utama.
Subdirectorynamawebkita.com/blog/Masih dalam domain utama dan dianggap bagian dari satu entitas SEO.

2. Perbedaan Utama dari Sisi SEO

AspekSubdomainSubdirectory
IndeksasiButuh waktu lebih lama; dianggap situs berbeda.Lebih cepat terindeks karena mengikuti otoritas domain utama.
Otoritas Domain (DA/DR)Tidak otomatis terbagi ke domain utama.Langsung ikut menguatkan domain utama.
Tracking & AnalyticsButuh setup terpisah di Google Analytics dan Search Console.Semua data bisa terpusat di satu properti.
Manajemen TeknisLebih fleksibel (bisa hosting terpisah).Lebih sederhana untuk dikelola satu server.
Fokus KontenCocok untuk konten berbeda (misal: produk, komunitas, app).Ideal untuk konten relevan seperti blog, artikel, landing page SEO.

3. Rekomendasi Berdasarkan Tujuan

Tujuan / KasusPilihan TerbaikAlasan
Blog untuk memperkuat SEO utama🟩 Subdirectory (/blog/)Lebih cepat meningkatkan otoritas domain utama.
Proyek dengan target audiens berbeda (misal: app, komunitas)🟨 Subdomain (app.namawebkita.com)Lebih mudah pisahkan manajemen & branding.
Internasionalisasi (misal: en.site.com)🟨 SubdomainMemudahkan pengaturan bahasa, lokasi server, dan hreflang.
Testing / staging area🟥 SubdomainAman, tidak mengganggu SEO domain utama.

4. Pendapat Google (Update 2025)

Google masih bisa memahami subdomain dan subdirectory sama baiknya, asalkan:

  • Internal linking kuat dan konsisten.
  • Sitemap dan robots.txt dikonfigurasi dengan benar.
  • Tidak ada duplikasi konten antar keduanya.

Namun dalam praktik SEO, subdirectory lebih unggul untuk:

🔹 Konsolidasi authority 🔹 Crawl efficiency 🔹 Kemudahan tracking

John Mueller dari Google juga menegaskan:

“Google is fine with both, but subdirectories usually help SEO consolidation.”

5. Contoh Implementasi yang Tepat

  • Gunakan subdirectory untuk:
    • Blog utama: namawebkita.com/blog
    • Landing page SEO: namawebkita.com/jasa-seo
  • Gunakan subdomain untuk:
    • Tool atau app: tools.namawebkita.com
    • Client area atau dashboard: dashboard.namawebkita.com
    • Kampanye microsite: event.namawebkita.com

Kesimpulan

Jika tujuannya SEO & traffic organik: Gunakan Subdirectory (namawebkita.com/blog/)

Jika tujuannya branding / fungsi berbeda: Gunakan Subdomain (academy.namawebkita.com, app.namawebkita.com)

Butuh Bantuan Digital Marketing?

Tim ahli Roofel siap membantu mengembangkan bisnis Anda

Konsultasi Gratis