Pengertahuan Dasar tentang KPI Internal Linking
KPI internal linking adalah indikator kinerja utama yang digunakan untuk mengukur efektivitas strategi internal link dalam meningkatkan visibilitas, otoritas halaman, dan pengalaman pengguna di website. Untuk memahami konsep dasar internal linking, baca artikel meningkatkan SEO dengan internal linking.
Mengapa KPI Internal Linking Penting?
Internal linking bukan sekadar navigasi, tapi strategi SEO. Tanpa KPI, Anda tidak tahu apakah distribusi link juice sudah optimal. KPI membantu mengukur performa secara objektif.
Fokus ke Halaman Prioritas
KPI menunjukkan apakah halaman pilar benar-benar mendapat cukup tautan internal.
Menilai Dampak ke SEO
Dengan KPI, Anda bisa menghubungkan strategi linking dengan ranking, traffic, dan engagement.
KPI Utama dalam Internal Linking
1. Jumlah Internal Link Masuk (Inbound Links)
Mengukur seberapa banyak halaman menerima tautan internal. Halaman pilar seharusnya lebih banyak dibanding artikel biasa.
2. Distribusi Link Juice
Apakah link juice mengalir ke halaman penting atau justru terbuang ke halaman tidak relevan.
3. Anchor Text Relevancy
Menilai kualitas kata kunci pada anchor text. Anchor relevan = sinyal kuat ke Google.
4. Click Depth
Jumlah klik dari homepage ke halaman target. Idealnya ≤3 klik untuk halaman penting.
5. Traffic Halaman dari Internal Link
Apakah internal link benar-benar mendorong klik pengguna ke halaman lain. Bisa diukur dengan Google Analytics → “Behavior Flow”.
6. Halaman Orphan (Tanpa Link)
Jumlah halaman yang tidak punya internal link masuk. Ini KPI negatif yang wajib dikurangi.
7. Perubahan Ranking Halaman Target
Apakah setelah optimasi internal link, halaman naik peringkat di SERP.
Measurement: Cara Mengukur KPI Internal Linking
1. Gunakan Google Search Console
- Laporan Internal Links → halaman dengan jumlah tautan terbanyak.
- Laporan Performance → cek perubahan klik & impresi setelah optimasi link.
2. Audit dengan Tools SEO
- Screaming Frog: hitung jumlah link masuk, keluar, dan depth.
- Ahrefs / SEMrush: cek distribusi internal link juice.
3. Analisis dengan Google Analytics
- Behavior Flow: lihat jalur klik dari satu halaman ke halaman lain.
- Exit Rate: apakah internal link menahan pengguna agar tidak cepat keluar.
4. Spreadsheet Scoring
Buat tabel per halaman → isi jumlah link, anchor relevan, depth, lalu beri skor.
Contoh KPI Sederhana
- Halaman Pilar “SEO On Page”
- Internal link masuk: 22
- Depth: 2 klik
- Anchor relevan: 90%
- Traffic dari internal link: naik 35%
Hasil: KPI tercapai → halaman pilar naik ke posisi #3 dari sebelumnya #8.
Checklist Monitoring KPI Internal Linking
- Tetapkan halaman prioritas (pilar vs cluster).
- Pastikan link masuk lebih banyak ke halaman pilar.
- Evaluasi anchor text tiap link.
- Identifikasi orphan pages dan hubungkan.
- Track perubahan traffic & ranking setelah optimasi.
Kesimpulan
KPI internal linking adalah metrik untuk mengukur apakah strategi link internal sudah efektif. Dengan measurement yang konsisten, Anda bisa memastikan halaman penting benar-benar mendapat otoritas, traffic meningkat, dan SEO lebih stabil.
FAQs tentang KPI Internal Linking
Berapa jumlah internal link ideal dalam satu artikel?
Sekitar 3–7 link per 1000 kata, fokus pada relevansi.
Apakah KPI ini sama dengan backlink KPI?
Tidak. Backlink KPI fokus eksternal, internal linking KPI fokus ke distribusi otoritas dalam website.
Seberapa sering harus mengukur KPI internal linking?
Minimal tiap 3 bulan sekali atau setiap kali menambah banyak konten baru.
Kesimpulan
KPI yang tepat membuat strategi internal linking terukur dan efektif. Untuk implementasi yang optimal, gunakan tools untuk strategi internal linking, pelajari cara mengukur distribusi internal link building, dan apa itu link equity dalam internal linking. Atasi juga masalah seperti pengertian orphan pages dan cara mengatasinya untuk hasil yang maksimal.



